Thursday, 28 August 2014

DAMPAK MEMBENTAK ANAK
UnknownThursday, 28 August 2014 0 comments



Tidak jarang kita menemui orang tua yang membentak anak. Tanpa disadari, suara nada tinggi tersebut berpengaruh pada pertumbuhan dan kepribadian anak. Bentakan bisa timbul karena orang tua yang lepas kontrol karena tingkah anak, namun ada pula yang merupakan sifat orang tua tersebut. Apapun background dibalik bentakan tersebut, hasilnya tetap sama, yaitu pengaruh negatif terhadap perkembangan psikologi anak.
Jika difikirkan lebih bijak, membentak tidak membawa hal positif sama sekali. Walaupun anak dengan dibentak akan menuruti apa kata orang tua, tapi itu adalah respon saat itu. Namun apa dampak jangka pangjangnya? Pernahkah orang tua memikirkan itu sebelumnya? Yang ada sekarang adalah orang tua yang mengeluh anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak diinginkan. Padahal itu adalah karena tindakan salah yang kerap orang tua lakukan demi mendapatkan kepatuhan anak.
 
Banyak orang tua yang hanya bisa memarahi anak namun jarang memberikan apresiasi pada anak mereka. Orang tua hanya bisa melihat kesalahan anak, dan melupakan kebaikan mereka. Bukannya mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi, namun malah memarahi setelah ada kejadian yang dianggap buruk. Seharusnya orang tua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sebelum membuat aturan ataupun bertindak. Kejiwaan anak- anak berbeda dengan orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa. Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa. Sikap orang tua seakan-akan seperti polisi yang menghadapi penjahat. Sebaliknya, orang tua sering lupa untuk memberikan perhatian dan penghargaan positif ketika anak melakukan pekerjaan mereka dengan benar.

PENGARUH TERHADAP ANAK

Minder
Celaan dan bentakan yang didapatkan anak, secara tidak langsung akan membuat anak tersebut menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan minder karena anak tersebut kerapnya menerima teguran berupa bentakan. Dalam jiwa anak, hal yang tertanam adalah diri yang mempertanyakan dirinya sendiri. Apakah yang dia lakukan sudah benar? Ada ketakutan- ketakutan jika melakukan perbuatan, takut jika salah, takut jika dimarahi, tidak berani mengambil keputusan, bahkan tidak yakin terhadap dirinya sendiri.

Tidak peduli & Cuek
Terlalu lelah mendapat bentakan dari orang tau bisa membuat anak menjadi apatis - tidak peduli – cuek. Nilai negatif sudah tertanam dalam jiwa anak tersebut. Bosan  dan lelah atas perlakuan tersebut, akhirnya anak memilih jalan aman dengan mendengarkan setiap nasehat ataupun bentakan orang tua, namun tidak dipahami. Ibaratnya tidak peduli karena yang didengarkan cuma numpang lewat di telinga.

Tertutup
Orang tua harusnya memberikan rasa nyaman kepada anak sehingga anak bisa menjadikan orang tua sebagai tempat curahan perasaan mereka ketika mereka membutuhkan. Bukan malah menjadi sosok yang ditakuti. Ketika anak merasa takut pada orang tua, jangankan untuk sharing pada mereka, untuk menatap mereka saja anak takut. Akhirnya anak memilih untuk diam dan menyimpan setiap masalah maupun kejadian yang dia alami dari orang tua mereka. Takut disalahkan, takut takut orang tua tidak faham, takut takut dan takut. Ketika anak hanya menyimpan masalahnya sendiri, hal tersebut sangat tidak baik untuk kondisi kejiwaan anak tersebut. Tidak semua jiwa bisa menampung masalahnya sendiri, apalagi anak- anak yang masih membutuhkan semangat dan perhatian orang tua.

Menentang
Jika sebelumnya ketika menerima tekanan, anak memilih diam. Maka ini anak memilih untuk melawan. Ketika dibentak, maka anak akan bertindak lebih menjengkelkan lagi yang bisa membuat orang tau lebih marah. Ada rasa sebel dalam diri anak pada orang tua yang diungkapkan dengan perlawanan mereka dengan tidak mematuhi orang tuanya bahkan dengan membalas kata- kata orang tua dengan kata- kata kasar.
Namun ada anak yang tidak senekad itu. Ada anak yang lebih memilih bertindak semaunya sendiri. Dimarahi dan dibentak seperti apa sudah tidak mempan pada anak ini karena sudah kebal dengan bentakan yang selama ini anak terima.

Suka membentak, pemarah, dan emosian
Apa yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anak. Jika orang tua sering marah maka anak juga akan menjadi anak yang pemarah. Jika orang tua sering membentak maka anak juga akan menjadi anak yang suka membentak.


Wednesday, 20 August 2014

Angka Masih Menguasai Paradigma Orangtua
UnknownWednesday, 20 August 2014 0 comments


angka masih menguasai paradigma orangtua “ Nak, ini kenapa nilai matematika kok jelek? Mulai sekarang kegiatannya dikurangi. Tidak usah ikut eksul lagi. Fokus les matematika. Masa pelajaran yang tidak penting seperti olahraga malah dapat bagus. Bagaimana bisa pinter kalau seperti ini terus? Itu temanmu saja nilai matematikanya tinggi, kamu contoh dia dong, belajar dari dia. Jangan malu- maluin orangtua.”
Apa Anda masih berfikir, berkata, dan memfonis anak seperti itu, Ayah Ibu?

Pelajaran di sekolah tidak hanya matematika, tapi kenapa selalu pelajaran hitungan?
Mengapa tolok ukur kepintaran anak selalu pelajaran menghitung? Mengapa tidak bangga anak jika pelajaran yang lain yang bagus?

Ayah Ibu,Tuhan menciptakan anak dengan banyak kecerdasan tidak hanya hitungan dan tidak semua anak memiliki kecerdasan dalam hitungan namun memiliki kecerdasan lain. Dengan selalu menganggap jika  anak pintar jika nilai hitungannya tinggi, hal tersebut adalah bentuk ketidak-adilan kepada anak itu sendiri. Hasil yang baik masih menjadi harapan orangtua padahal belum tentu orangtua memahami prosesnya. Namun orang tua menanamkan pada anak jika mereka menginginkan hasil yang bagus. Jika nilai bagus maka akan dipuji, jika jelek akan dimarahi. 

Siapa yang mau dimarahi? Secara tidak langsung orangtua menuntut anak untuk mendapatkan hasil bagus tapi tidak memperhatikan bagaimana proses yang benar. Anak pun akan merespon itu dengan tindakan misalnya mereka belajar lebih giat. Itu akan bekerja efektif pada anak yang memiliki jenis kecerdasan yang sesuai dengan apa yang orangtua harapkan. Bagaimana dengan anak- anak yang tidak memiliki jenis kecerdasan yang sesuai orangtua harapkan? Alhasil mereka akan curang, misalnya mencontek. Yang ada di fikiran mereka adalah “ Yang penting nilai saya bagus, Jadi Ayah Ibu tidak marah.”

Kenapa harus malu jika anak tidak maksimal dalam hitungan, Ayah Ibu? Padahal mereka memiliki kecerdasan lain yang lebih menonjol dan bisa dikembangkan. Allah menciptakan setiap anak dengan keunikannya, dan tugas kita untuk memahami dan mendampingi mereka.

Monday, 18 August 2014

Memaksimalkan Waktu Bersama Anak
UnknownMonday, 18 August 2014 0 comments


memaksimalkan waktu bersama anakSaat ini banyak orangtua menganggap bahwa pemasukan keluarga mesti berasal dari dua sumber, yakni penghasilan suami dan istri. Memang tidak bisa dipungkiri jika zaman semakin susah dan setiap orang menginginkan kehidupan yang layak. Hasilnya banyak orangtua yang saling sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangga. Berangkat pagi dan pulang malam.
Pernahkan terbayang jika rutinitas tersebut mengikis waktu kebersamaan bersama keluarga terutama anak? Pernahkan terfikir jika waktu tumbuh kembang anak itu tidak bisa diulang? Dan taukah kita jika  apa yang anak dapatkan di masa kecilnya akan dia bawa sampai remaja bahkan dewasa. Semua itu karena kurangnya waktu antara orangtua dan anak. Padahal mungkin yang diperlukan anak adalah perhatian orangtua mereka, waktu bersama orangtua mereka, dan kesempatan untuk bertemu dengan orang tua mereka.
Para orangtua harus waspada dengan ritual harian yang demikian, sebab jarangnya komunikasi dengan anak, terutama yang berusia batita, bisa menyebabkan dampak buruk pada tahapan tumbuh kembang anak.
Ketika kita sebagai orang tua tidak mampu menghabiskan waktu kebersamaan bersama anak, tentu ada perasaan bersalah dalam diri kita. Rasanya ingin segera pulang, namun karena pilihan kita untuk bekerja jadi  ada banyak hal yang jadi kendala, seperti  banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, jalanan waktu pulang macet, dan masih banyak hal lain.
Perlahan- perlahan rutinitas tersebut akan mengambil waktu kita dengan anak dan lama kelamaan akan menjauhkan kita dari anak dan keluarga. Dengan kondisi orangtua yang tidak memiliki waktu dengan anak, mereka akan berusaha mengganti waktu tersebut dengan materi. Misalnya memberi hadiah & memanjakan anak dengan membelikan barang. Namun dengan itu apa yang akan anak tanamkan difikiran mereka? “ Kasih sayang orang tua adalah materi yang diberikan pada mereka.”
Lalu bagaimana memaksimalkan waktu orangtua bersama anak?

1. Tambah waktu bersama dan tingkatkan kualitas kebersamaan. 
 Sesibuk- sibuknya orangtua, luangkan waktu paling tidak 2-3 jam sehari untuk beraktivitas dengan anak. Ajak mereka ngobrol, sharing, bermain, dan kegiatan lain yang bisa membangun kebersamaan. Bukan hanya menonton TV yang istilahnya tidak membangun kebersamaan. Walau bersama- sama menonton namun masing- masing  fokus pada acara bukan pada aktivitas bersama.

 2. Simpan weekend untuk keluarga. 
Ketika weekend, fokuskan waktu untuk keluarga. Bedakan urusan kantor dengan keluarga. Urusan kantor dikerjakan di kantor, waktu di rumah adalah untuk keluarga.

 3.Jadwalkan waktu yang menyenangkan. 
Ketika ada waktu bersama keluarga, ciptakan kegiatan yang menyenangkan, spesial, dan berkualitas.

4.Sering- sering menyentuh, menanyakan kabar, mencium dan memeluk anak tiap harinya. 

Mengungkapkan kasih sayang tiap orang memang berbeda- beda. Namun dengan sentuhan dan perhatian akan membuat anak merasa disayangi dan diperhatikan. Kehangatan pelukan dan ciuman orangtua akan membuat anak merasa terlindungi dan merasakan kasih sayang orangtua mereka.

Tag :
Memaksimal waktu keluarga, Bersama anak

Friday, 15 August 2014

Hubungi Kami
UnknownFriday, 15 August 2014 0 comments

Terima kasih atas minat anda pada Fingerprint Gresik.  
Jika anda mempunyai pertanyaan, silakan hubungi kami.

 Alamat: Jl. Proklamasi Gg. 7 No. 7A Gresik
Telp: 082232000036

Otak Kiri VS Otak Kanan
Unknown 0 comments



Kedua sisi otak yang berbeda memiliki karakteristik dan peran dalam berperilaku serta berpikir.

Otak kiri :
  • Mengontrol tubuh bagian kiri
  • Ketrampilan angka-angka, matematika/ketrampilan ilmiah
  • Terampil menganalisa
  • Suka menulis dan berbicara
  • Menggunakan logika
  • Penuh pertimbangan
  • Lebih pada alam sadar (consciouness)
  • Bernalar menurut logika
  • Berfikir dengan kata-kata
  • Berfikir secara terurut
  • Senang bekerja sendiri

Sementara otak kiri berperan untuk berfikir logika, skuensial, rasional, analitis, dan obyektif. Orang yang lebih dominan menggunakan otak kiri lebih memilih alasan untuk segala sesuatu yang lain. Mereka menggunakan logika rasional untuk mengidentifikasi penyebab masalah, dan kemudian berpikir tentang bagaimana cara mengatasinya. Pada intinya, orang yang berfikir menggunakan otak kiri adalah detail-oriented.


Otak kanan :
  • Mengontrol tubuh bagian kanan
  • Pembelajaran dalam bentuk 3 dimensi
  • Tertarik dengan warna, dan elemen visual lain
  • Kecenderungan pada seni, musik, dll
  • Bermain dengan imajinasi, kreativitas, dan intuisi
  • Lebih pada alam ketidaksadaran (sub-consciousness)
  • Berfikir dalam bentuk gambar
  • Berfikir secara menyeluruh
  • Spontan dan bebas dalam mengekspresikan emosi
  • Senang bekerja dalam team

Otak kanan bertanggung jawab secara acak, intuitif, holistik, menyatukan dan pemikiran subyektif. Orang yang lebih dominan menggunakan otak kanan cenderung menggunakan kreativitas untuk memecahkan suatu masalah. Mereka lebih banyak mengandalkan intuisi dan lebih cepat menangkap gambaran keseluruhan situasi. Pada intinya, orang yang banyak menggunakan otak kanan tidak detail oriented.

Kebanyakan individu memiliki preferensi berbeda dalam menggunakan salah satu gaya berfikir ini. Jadi seseorang mungkin lebih cenderung menggunakan otak kiri, dan yang lain mungkin lebih cenderung ke otak kanan. Semua itu didasarkan pada bagaimana mereka menggunakan otak kanan dan otak kiri untuk memecahkan masalah. Namun walau bagaimanapun, adalah lebih utuh jika sama-sama mahir berfikir menggunakan kedua cara berfikir tersebut secara seimbang.







KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER
Unknown 0 comments


Prof. Howard Gardener adalah seorang ahli riset dari Amerika yang menyimpulkan bahwa kecerdasan ada beberapa model “multiple intelligence.” Multiple intelligent adalah keadaan dimana setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu kemampuan atau keterampilanatau bakat yang dapat dikembangkan.

Menurut Howard Gardener, manusia ada 8 macam kecerdasan, yaitu:


1. KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.

Ciri-ciri:
a. Senang bermain dengan kata-kata, nenikmati puisi, suka mendengarkan cerita.
b. Senang membaca apa baik buku, majalah, surat kabar,dll.
c. Memiliki percaya diri yang besar dalam mengekspresikan diri baik secara lisan maupun tulisan.
d. Senang sharing kedalam percakapan dengan hal-hal menarik yang dibaca atau didengar.
e. Senang mengerjakan teka-teki silang, bermain scrable atau bermain puzzle.

2. KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA

Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Pribadi ini mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal).

Ciri-ciri:
a. Senang bekerja dengan angka dan menghitung.
b. Tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan.
c. Senang menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci dan terjadwal.

3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara detail.

Ciri-ciri:
a. Menyukai seni, menikmati lukisan dan patung. Anda memilki citra rasa yang baik akan warna.
b. Cenderung menyukai pembelajaran secara visual dengan menggunakan visual.
c. Bisa menulis dan menggambar dengan baik.
d. Merasa mudah membaca peta atau melakukan navigasi karenamemilki kemampuan mengerti arah yang baik.
e. Tipe- tipe yang cermat dalam mengamati hal- hal kecil.

4. KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan dalam menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar.

Ciri-ciri:
a. Dapat memainkan alat musik. b. Dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada.
c. Dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja.
d. Sering mendengarkan musik bahkan kadang butuh mendengarkan lagu ketika bekerja.
e. Mengikuti irama musik dengan baik dan tanpa sadar mengetuk-ngetukkan jari ketika mengikuti irama lagu.

5. KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain.

Ciri-ciri:
a. Senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite.
b. Lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri.
c. Orang datang untuk meminta nasihat karena nyaman pada pribadi ini.
d. Orang yang penuh simpati.
e. Mudah memahami orang lain.

6. KECERDASAN INTRAPERSONAL

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri.

Ciri-ciri:
a. Sangat paham mengenai apa yang diinginkan diri sendiri.
b. Sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri.
c. Mudah dalam menetapkan tujuan.
d. Seorang yang tahu pikiran dan memutuskan sendiri keputusan apa yang diinginkan.
e. Mempunyai kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak dapat dibagikan atau ungkapkan kepada orang lain.

7. KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan.

Ciri-ciri:
a. Gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik.
b. Senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau melakukan kegiatan lainnya.
c. Senang dengan permainan yang sangat menantang secara fisik.

8. KECERDASAN NATURALIS

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan.

Ciri-ciri:
a. Senang memelihara atau menyukai hewan.
b. Dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan tanaman.
c. Tertarik dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana tubuh bekerja -di mana letak organ tubuh yang penting- dan anda mengerti akan kesehatan.
d. Senang dengan hal- hal yang berbau alam.

Powered by Blogger.